Rabu, 17 Juli 2013

Pemanfaatan Kulit Kayu Kesambi Sebagai Antioksidan pada Tahu



Oleh : Mohammad Sukri


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tak dapat dipungkiri hampir semua lapisan masyarakat menyukai dan pernah makan tahu. disamping murah harganya dan enak rasanya, kandungan gizi dan proteinnya juga cukup tinggi. Jika dirasa pemenuhan protein hewani tidak dapat terjangkau, dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi tahu, dan makanan dari bahan kedelai lain seperti tempe, oncom, dan susu kedelai. Kandungan protein tahu hampir setara dengan protein pada daging dan susu.
Begitu luas jangkauan dan manfaat tahu menyentuh berbagai lapisan. Hal itu berdampak pada berkembangnya industri-industri rumah yang memproduksi tahu. Adanya pertambahan produksi tahu juga meningkatkan permintaan akan bahan baku, yaitu kedelai.
Permintaan pasar yang begitu tinggi terhadap kedelai tidak serta merta mengangkat nialai kedelai menjadi lebih baik. Justru malah sebaliknya. Dominasi kedelai impor mengalahkan kedelai lokal sehingga para pengrajin tahu dan timpi lebih banyak menggunakan kedelai impor.
Untuk memperkenalkan tahu kepada masyarakat, tentu harus dikenalkan bahan dasarnya yaitu kedelai. Maka para biksu dan pedagang cina ikut serta menyebarkan bibit kedelai keseluruh penjuru dunia. Sambil menyebarkan agama budha mereka mendatangi para petani untuk menanam bibit kedelai di pesawahan mereka.
Persebaran tanaman kedelai seiring dengan tujuan para pedagangan cina. Karena jalur yang mereka lewati dengan pelayaran, maka daerah persinggahan mereka kota-kota pesisir dekat pelabuhan atau samudera. Dari cina tanaman kedelai menyebar ke Thailand, kaemudian India. Dari India kebeberapa negara Asia Tenggara termasuk ke Indonesia. Di pulau Jawa mereka memasuki kota Demak, Jebara, Gersik dan Kediri. Pada kesempatan itu dimanfaatkan untuk menyebarkan bibit tanaman kedelai kepada para petani setempat. Biji-biji kedelai kemudian disemaikan di ladang dan persawahan para petani. Sejak saat itu mulai dikenal tanaman bahan pangan yang baru bernama kedelai disamping penyebaran di Asia juga ke Eropa dan Amerika. Di Amerika kedelai dikenal sekitar tahun 1802. kemudian dikembangkan secara besar-besaran hingga berhasil menjadi produsen kedelai peringkat pertama di dunia.
Salah satu olahan kedelai yang sering dikonsumsi oleh masyrakat Indonesia adalah tahu, tahu yang sering dijumpai dan sering dikonsumsi adalah jenis tahu yang bahan dasarnya menggunakan kedelei. Dalam proses pengolahannya biji kedelai yang pilih biji kedelai yang kualitas bagus, tidak keriput dan tidak berlubang-lubang. Pemilihan kualitas biji kedelai tersebut sangat berpengaruh pada hasil akhir dalam proses pembuatan tahu kedelai. Hal yang terpenting dalam proses pembuatan tahu kedelai adalah memperhatikan semua kebersihan yang menyangkut dalam proses pembuatan tahu.
Memperhatikan kebersihan dalam proses pembuatan tahu kedelai, sangat berpengaruh terhadap hasil akhir daripada tahu. Karena apabila tidak memperhatikan kebersihan semua alat dan bahan yang akan disampur dalam pembuatan tahu akan menghasilkan tahu yang cepat busuk atau rusak tekena bakteri. Bakteri yang banyak terdapat pada tahu yaitu bakteri coli dan bakteri. Salah satu cara untuk mengatasi agar tahu bisa tahan dan cepat rusak atau busuk yaitu dengan menggunakan bahan pengawat atau antioksidan. Biasanya antioksidan yang sering dipakai dalam pembuatan gula merah adalah natrium metabisulfit, natrium propionat, natrium benzoat, dan formalin.
Di sekitar kita banyak terdapat bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan, misalnya kulit kayu kesambi yang mengandung senyawa tanin dan saponin, senyawa ini dapat berfungsi sebagai zat antioksidan.
Berangkat dari latar belakang di atas penulis berinisiatif mengangkat sebuah judul penelitian ilmiah dengan judul “Pemanfaatan Kulit Kayu Kesambi Sebagai Antioksidan pada Tahu”.


B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, dalam penyusunan karya ilmiah ini ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu :
1.    Apa saja kandungan kulit kayu kesambi ?
2.    Bagaimana proses pemakaian kulit kayu kesambi sebagai antioksidan pada tahu ?
3.    Bagaimana perbandingan pemakaian kulit kayu kesambi yang baik pada tahu ?

C.        Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.   Untuk mengetahui apa saja kandungan kulit kayu kesambi
2.   Untuk mengetahui proses pemakaian kulit kayu kesambi sebagai antioksidan pada tahu.
3.   Untuk mengetahui perbandingan pemakaian kulit kayu kesambi yang baik pada nira siwalan.

D.        Manfaat Penelitian
Dari penulisan karya ilmiah ini, dapat diambil beberapa manfaat, yaitu:
1.      Bagi Peneliti
Dengan penulisan karya ilmiah ini dapat diketahui peranan kulit kayu kesambi sebagai antioksidan pada nira siwalan dalam pembuatan gula merah sehingga nira siwalan tidak cepat rusak dan bisa dimanfaatkan secara maksimal dalam pembuatan gula merah.
2.    Bagi Sekolah
Sekolah dapat memberikan pengetahuan bagi siswa lain tentang pemanfaatan kulit kayu kesambi sebagai antioksidan alami pada tahu. Sehingga dapat memberikan pengetahuan baru bahwa kulit kayu kesambi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan antioksidan alami.


3.    Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat menambah pengetahuan dan informasi baru bahwa kulit kayu kesambi dapat dijadikan antioksidan alami pada tahu, agar tahu tidak mudah mengalami pembusukan atau kerusakan sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang lebih pada produsen tahu serta pada distributor tahu.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.  Kesambi
1.   Klasifikasi Pohon Kesambi
Kesambi dengan nama latin (Schleichera oleosa, Merr) termasuk salah satu tumbuhan hutan yang beradaptasi lokal, bermanfaat serbaguna dan bernilai ekonomis serta sangat potensial. Buah pohon kesambi digemari oleh manusia, binatang, dan burung. Oleh karena itu, pohon kesambi dapat menjadi alternatif tanaman unggulan di dalam dan di luar kawasan hutan.


 







Gambar 1 : Pohon Kesambi

Kingdom
Plantae
Subkingdom
Tracheobionta
Super Divisi
Spermatophyta
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Subkelas
Rosidae
Ordo
Sapindales
Famili
Genus
Spesies
Schleichera oleosa
Tabel 1: Klasifikasi pohon kesambi

Kesambi termasuk keluarga tanaman Sapindaceae. Di beberapa daerah dikenal dengan nama kesambi (Sunda), kesambi (Jawa), kesamb, kusambi, sambi (Madura), sambi (Bima, Sumba), bado (Makassar) , ading (Bugis). Kesambi tergolong pohon yang tingginya dapat mencapai 15 hingga 40 m dengan diameter batang antara 60-175 cm.
Di Indonesia ditemukan 2 (dua) jenis kesambi, yaitu kesambi kerikil dan kesambi kebo/kerbau. Ciri khas perbedaannya terletak pada daun dan kulit batang. Jenis kerikil mempunyai daun yang lebih kecil dan memanjang. Bentuk percabangan liar dan kulitnya tipis dibandingkan dengan jenis kerbau. Sedangkan kesambi jenis kerbau memiliki daun yang melebar pada ujungnya dan kulit kayu yang lebih tebal. Bentuk percabangan teratur dan tegak lurus ke atas. Tumbuhan ini tersebar di seluruh Asia Tenggara dan di Indonesia dapat ditemukan pada ketinggian 0 s.d. 1200 m dari permukaan laut.
Kayu kesambi mempunyai struktur padat, rapat, kusut sangat keras, dan lebih berat dari kayu besi. Karena itu, apabila dapat mencapai umur yang lebih matang, kayunya berubah warna dari warna merah muda menjadi warna kelabu dan tidak berurat. Selain itu, kayu kesambi sangat kuat dan keras. Namun, salah satu kelemahan dari kayu kesambi adalah tergolong kurang awet, tetapi sangat unggul sebagai kayu bakar dan pembuatan arang.
2.      Biji Kesambi
Biji kesambi dilapisi dan diselimuti oleh kulit yang berwarna coklat. bentuknya bulat panjang dengan ukuran antara 6-14 mm. Mudah pecah dan daging bijinya mengandung 70 persen minyak sangat berguna sebagai bahan pembuatan minyak gosok. Minyak yang berasal dari biji kesambi sangat baik untuk mengobati penyakit dalam, kudis dan luka-luka.
Pada masa perjuangan, minyak kesambi terkenal dikalangan tentara Kraton Yokyakarta sebagai minyak gosok badan, dan disebut dengan minyak Makassar. Minyak ini dibawah oleh tentara Raja Gowa yang membantu kraton, yang dikenal dengan nama minyak nileo. Hasil penelitian menyebutkan, minyak biji kesambi dapat pula diolah menjadi salep dan industri obat-obatan lainnya.









Biji kesambi

Dalam upaya pengembangan biodisel, biji kesambi dapat diolah menjadi minyak pelumas, pembuatan lilin, industri batik, dan bahan membuat sabun. Berita di Kompas tanggal 14 Januari 2009 yang ditulis oleh wartawan Yuki Ikawati menyebutkan bahwa tanaman ini memiliki potensi yang cukup menjanjikan sebagai sumber energi terbarukan. Pohon kesambi merupakan tumbuhan hutan, tergolong keluarga rambutan, di daerah Rote ditaksir jumlahnya sekitar 1.8 juta pohon. Daging buahnya dapat dimakan dan dalam bijinya mengandung minyak sekitar 30 %.
Boleh jadi, biji kesambi dapat dipakai langsung sebagai bahan bakar menggunakan kompor biji sawit atau kompor biomasa. Hal ini perlu penelitian lebih lanjut.
3.   Budidaya Kutu Lak
Tumbuhan kesambi juga menjadi rumah bagi serangga Kutu Lak (Lecciper lacca), penghasil lak (sejenis damar) yang digunakan sebagai bahan politur, cat, pencelup tekstil, dan perekat. Kalau seekor kutu tak berguna tetapi ketika dalam jumlah banyak, kutu dapat menjadi andalan perekonomian suatu negara, misalnya di India. India terkenal dengan penghasil produk yang berasal dari kutu ini. Kutu lak yang jauh lebih kecil dari kutu ayam, banyak orang tidak percaya bahwa kutu sekecil itu mampu mendukung perekonomian suatu bangsa.
Kutu lak tidak dapat hidup pada manusia atau hewan tetapi hidup menumpang pada tanaman inangnya. Namun tidak semua tanaman dia senangi. Kutu ini hanya setia pada kekasihnya yang hanya satu-satunya pohon yang paling cocok dijadikan tempat hidupnya. Tanaman itu kita kenal dengan nama Kesambi.
4.   Jenis Kesambi
Nama lain dari Kesambi adalah Schleicheratri juga Willd, Stamannia skteroxylon BI. Di Indonesia ditemukan 2 (dua) jenis kesambi, yaitu kesambi kerikil dan kesambi kebo/ kerbau. Ciri khas perbedaannya terletak pada daun dan kulit batang. Jenis kerikil mempunyai daun yang lebih kecil dan memanjang. Bentuk percabangan liar, dan kulitnya tipis dibandingkan dengan jenis kebo. Sedangkan kesambi jenis kerbau memiliki daun yang melebar pada ujungnya dan kulit kayu yang lebih tebal. Bentuk percabangan teratur dan tegak lurus ke atas.
Tumbuhan ini tersebar di seluruh Asia Tenggara dan di Indonesia dapat ditemukan pada ketinggian nol s.d. 1200 m dari permukaan laut. Salah satu indikator pertumbuhan kesambi adalah jati. Pada wilayah yang ditumbuhi jati secara liar biasanya diikuti pula pertumbuhan kesambi. Artinya dimana ada jati yang tumbuh liar biasanya tanaman kesambi juga dapat tumbuh baik. Di Jawa, tanaman kesambi digunakan sebagai tanaman pengisi (sekat bakar) dalam hutan tamanan jati.

B. Mengenal Cara Pembuatan Tahu
Untuk memproduksi tahu di gunakan bahan baku pokok , yaitu kedele. Jenis kedele terdiri atas 4 macam, kedele kuning, kedele hitam, kedele coklat dan kedele hijau.. Pengrajin tahu biasanya menggunakan kedele kuning, akan tetapi juga kedele jenis lain, terutama kedele hitam.
Kedele berbiji besar bila bobot 100 bijinya lebih dari 13 gram, kedele berbiji sedang bila bobot 100 bijinya antara 11 - 13 gram dan kedele berbiji kecil bila bobot 100 bijinya antara 7 -11 gram. Biji kedele yang dipakai biji kedele tahu digiling sesudah biji kedele di rendam sekitar 7 jam lebih dahulu.
  1. Syarat mutu kedele untuk memproduksi tahu kualitas pertama adalah sebagai berikut :
a.       Bebas dari sisa tanaman (kulit palang, potongan batang atau ranting, batu, kerikil, tanah atau biji-bijian
b.      Biji kedele tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit
c.       Biji kedele tidak memar
d.      Kulit biji kedele tidak keriput.
  1. Bahan pembantu pembuatan tahu
Bahan baku untuk membuat tahu kualitas tinggi adalah kedele putih berbiji besar-besar. Kemudian perlu juga asam cuka (kadar 90 %) yang dipakai sebagai campuran sari kedele agar dapat menggumpal menjadi tahu. Selain asam cuka dapat juga di pakai batu tahu (CaSo4) atau sulfat kapur yang telah di bakar dan ditumbuk dibuat tepung.
Dalam seluruh proses produksi tahu air bersih amat penting, baik untuk mencuci, merendam maupun untuk membuat sari kedele. Kalau pengrajin ingin membuat tahu kuning perlu menambah kunyit yang telah diparut dan diperas. Untuk menambah rasa asin, misalnya dapat menambah garam, untuk menambah rasa wangi sari kedele dicampur, misalnya dengan bubuk ketumbar, jintan, kapol, cengkeh, pala atau bahan-bahan dari ramu-ramuan lain. Pengrajin dapat pula membeli bubuk wangi buatan, misalnya bubuk buatan Cina.Proses.
  1. Produksi proses tahu.
Kedele dipilih dengan penampi untuk memilih biji kedele besar. Kemudian di cuci serta direndam dalam air besar selama 6 jam. Setelah di rendam di cuci kembali sekitar 1/2 jam. Setelah di cuci bersih kedelai di bagi-bagi diletakkan dalam ebleg terbuat dari bambu atau plastik.
Selanjutnya kedele giling sampai halus, dan butir kedele mengalir dengan sendirinya kedalam tong penampung. Selesai digiling langsung direbus selama 15 - 20 menit mempergunakan wajan dengan ukuran yang besar-besar . Sebaiknya jarak waktu antara selesai digiling dan dimasak jangan lebih dari 5 - 10 menit, supaya kualitas tahu menjadi baik.
Selesai di masak bubur kedele diangkat dari wajan ke bak/tong untuk disaring menggunakan kain belacu atau mori kasar yang telah di letakkan pada sangkar bambu. Agar bubur dapat di saring sekuat-kuatnya diletakkan sebuah papan kayu pada kain itu lalu ada satu orang naik di atasnya dan menggoyang-goyang, supaya terperas semua air yang masih ada pada bubur kedele. Limbah dari penyaringan berupa ampas tahu. Kalau perlu ampas tahu diperas lagi dengan menyiram air panas sampai tidak mengandung sari lagi. Pekerjaan penyaringan di lakukan berkali-kali hingga bubur kedele habis.
Air sampingan yang tertampung dalam tong warna kuning atau putih adalah bahan yang akan menjadi tahu. Air saringan di campur dengan asam cuka untuk menggumpalkan. Sebagai tambahan asam cuka dapat juga air kelapa atau cairan whey (air sari tahu bila tahu telah menggumpal) yang telah di eramkan maupun bubuk batu tahu (sulfat kapur)
Gumpalan atau jonjot putih yang mulai mengendap itulah yang nanti sesudah di cetak menjadi tahu. Air asam yang masih ada dipisahkan dari jonjot-jonjot tahu dan disimpan, sebab air asam cuka masih dapat digunakan lagi. Endapan tahu dituangkan dalam kotak ukuran misalnya 50 x 60 cm 2 dan sebagai alasnya di hamparkan kain belacu.
Adonan tahu kotak dikempa, sehingga air yang masih tercampur dalam adonan tahu itu terperas habis. Pengempaan dilakukan sekitar 1 menit, adonan tahu terbentuk kotak, yang sudah padat, di potong-potong, misalnya dengan ukuran 6 x 4 cm 2, sebelulm menjadi tahu siap di jual.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.          Metode Penulisan
Metode adalah cara kerja atau jalan yanmg ditempuh alam pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Dalam karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode true eksperiment, pada penelitian ini penulis membagi dua kelompok ekperimen.
Pertama, kelompok sebagai kelompok kontrol dalam hal ini adalah tahu yang tidak diberi perlakuan kulit kayu kesambi. Kedua, kelompok eksperimen, pada hal ini adalah tahu yang diberi perlakuan kulit kayu kesambi. Kelompok kontrol berfungsi sebagai acuan ada tidaknya pengaruh perlakuan yang dilakukan pada tahu yang diberi perlakuan kulit kayu kesambi.

B.           Teknik Pengumpulan Data
       Data yang dikumpulakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah melalui otodidak. Penulis melakukan tala’ah pustaka sebagai acuan berupa :
1.      Artikel
Penulis mencoba mencari informasi mengenai objek yang akan diteliti melalui pencarian artikel-artikel baik diberbagai media cetak atau elektronik serta kenjungan langsung ke lembaga-lembaga swasta ataupun negeri seperti. Perpustakaan umum, pusat perbukuan dan lain -lain.
2.      Eksperimen
Karya tulis ini disusun dengan mengadakan percobaan- percobaan pada objek yang diteliti. Dilanjutkan dengan suatu kesimpulan yang dihasilkan dari percobaan tersebut. Percobaan ini dilakukan dengan guna menganalisis dan mencari hasil akhir dari perncanaan yang telah dirancang sebelumnya.


3.      Interview
Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil satu atau lebih orang yang ahli di bidangnya untuk dijadikan narasumber dalam suatu dialog atau wawancara. Dari teknik inilah, penulis banyak mengetahui informasi-informasi penting mengenai kulit kayu kesambi dalam bentuk tulisan dan dari sini pula penulis mencoba menngembangkan pengetahuan yang kami miliki agar terkumpul suatu inofasi yang akurat.

C.           Meteode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini adalah metode analsis deskriptif kualitatif. Dimana dalam metode ini cara yang digunakan adalah mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data kedalam bentuk penyajian yang sesuai secara sistematis.

D.          Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
Bab I      :           Pendahuluan
Bab II     :           Kajian Pustaka
Bab III   :           Metonelogi Penelitian
Bab IV   :           Pembahasan
Bab V     :           Penutup


BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Kandungan Kulit Kayu Kesambi Sebagai Antioksidan
Kulit kayu kesambi berfusngi sebagai antioksidan alami karena kulit kayu kesambi mengandung senyawa tanin dan saponin, senyawa ini dapat berfungsi sebagai zat antioksidan, untuk memperjelas apa yang dimaksud senyawa tanin dan senyawa saponin penulis jelaskan pada paparan dibawah ini.
1.   Saponin
Saponin adalah senyawa glikosida yang bertindak sebagai surfaktan. Saponin merupakan kelas senyawa kimia, salah satu dari banyak metabolit sekunder yang ditemukan dalam sumber-sumber alam dan ditemukan dalam kelimpahan tertentu diberbagai spesies tanaman. Specifically, they are amphipathic glycosides grouped phenomenologically by the soap-like foaming they produce when shaken in aqueous solutions, and structurally by their being composed of one or more hydrophilic glycoside moieties combined with a lipophilic triterpene derivative. [ 1 ] [ 2 ] A ready and therapeutically relevant example is the cardio-active agent digoxin , from common foxglove .Senyawa ini berbahan dasar tanaman anti-inflamasi senyawa yang dapat menurunkan kolesterol darah dan mencegah penyakit jantung serta beberapa jenis kanker. Saponins can be found in legumes , and form a soapy-looking foam when you shake the pot liquid of cooked dry beans, or add water to soaked beans or lentils. Saponin dapat ditemukan dalam kacang polong dan membentuk busa sabun. These compounds have a bitter taste, and are considered toxic in large amounts, which is why the water from soaked legumes should be discarded, and fresh water added, before cooking.


Thumbnail for version as of 09:05, 17 July 2006Senyawa ini memiliki rasa pahit, dan dianggap beracun dalam jumlah besar. Selain itu saponin juga mengandung aglikon polisiklik yang khasnya adalah berbuih saat dikocok dengan air. Kemampuan berbusa saponin disebabkan oleh bergabungnya saponegin nonpolar dan sisi rantai yang larut dalam air. Dari berbagai hasil penelitian disimpulkan bahwa saponin bersifat hipokolesterolemik, imunostimulator, dan antikarsinogenik. Mekanisme antikarsinogenik saponin meliputi efek antioksidan dan sitotoksik langsung pada sel kanker.





Gambar. 4 Struktur saponin

2.        Tanin
Tanin adalah senyawa organik yang terdiri dari campuran senyawa polifenol kompleks, dibangun dari unsur C, H, O, dan sering kali membentuk molekul besar dengan bobot lebih besar dari 2000. Tanin terdapat dalam jumlah yang cukup besar pada kayu dan kulit kayu. Selain itu, tanin merupakan astringen, polifenol tanaman berasa pahit yang dapat mengikat dan mengendapkan protein. Umumnya tanin digunakan untuk aplikasi di bidang pengobatan, misalnya untuk pengobatan diare, hemostatik (menghentikan pendarahan), dan wasir.
Senyawa ini merupakan komponen zat organik yang sangat komplek dan terdiri dari senyawa fenolik yang mempunyai berat molekul 500–3000, dapat bereaksi dengan protein membentuk senyawa komplek larut yang tidak larut. Tanin bersifat sebagai antibakteri dan astringent atau menciutkan dinding usus yang rusak karena asam atau bakteri. Tanin memiliki sifat-sifat antara lain : dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat, mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid, tidak dapat mengkristal, larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen, mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protioliti.


 









Gambar. 5 Struktur tanin

Saponin dan tanin termasuk dalam glikosida, yaitu senyawa asal gula dengan zat lain yang dapat terhidrolisasi menjadi penyusunnya, glikosida memberikan fruktosa dan galaktosida yang menghasilkan galaktosa. Kandungan  inilah yang menyebabkan gula yang ditambah dengan kulit kayu kesambi mempunyai rasa yang lebih manis dari pada yang tidak ditambah dengan kulit kayu kesambi.

B.     Proses Pemakaian Kulit Kayu Kesambi Sebagai Antioksidan
Metode adalah cara kerja atau jalan yang ditempuh alam pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Dalam karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode true eksperiment,
Pertama, kelompok sebagai kelompok kontrol dalam hal ini adalah minyak tahu yang tidak diberi tambahan perlakuan dengan  kulit kayu kesambi. Kedua, kelompok eksperimen, pada hal ini adalah minyak curah yang diberi perlakuan tambahan kulit kayu kesambi. Kelompok kontrol berfungsi sebagai acuan ada tidaknya pengaruh perlakuan yang dilakukan pada tahu yang diberi perlakuan perlakuan dengan kulit kayu kesambi.
Untuk melakukan penelitian ini peneliti melakukan beberapa tahapan-tahapan, diantaranya adalah pengumpulan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini, adapun bahan dan alat-alat yang penulis butuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Bahan-bahan yang dibutuhkan
a.       1 Liter air
b.      10 buah tahu
c.       ¼ Kg kulit kayu kesambi
2.      Ala-alat yang dibutuhkan
a.       Kamera digital
b.      2 buah toples
c.       Lesung
d.      2 Buah piring
e.       2 Buah gelas kimia
f.       Buku Catatan










Gambar 6 : Bahan adan Alat yang dibutuhkan


3.      Tahap Pembuatan
Pemanfaatan kulit kayu kesambi untuk pengawet sebabai antioksidan yaitu melalui 2 proses, yaitu pembuatan serbuk kulit kayu kesambi, persiapana ala-alat dan pemberian serbuk kulit kayu kesambi pada tahu yang sudah dipersiapkan. Adapun secara rinci dijelaskan pada proses dibawah ini sebagai berikut :
a.       Pembuatan Serbuk kulit kayu kesambi
1)            Kulit kayu kesambi diambil dari pohon kesambi menggunakan parang atau pisau.
2)            Iris kulit kayu kesambi menjadi bagian kecil dan tipis hal ini agar kulit kayu kesambi yang dijemur akan cepat kering.








Gambar 7 : Kulit kayu kesambi yang dikeringkan

3)            Setelah itu ditumbuk hingga halus menggunakan lesung / atau alat yang bisa menjadikan kulit kayu kesambi yang telah kering menjadi halus sehingga dapat bercampur secara merata dengan air.









Gambar 8 : Kulit kayu kesambiyang ditumbuk menjadi halus

4)            Kulit kayu kesambi diayak menggunakan alat penyaring yang sering digunakan untuk penyaringan santan kelapa.








Gambar 9 : Kulit kayu kesambi yang sedang diayak
b.      Persiapan alat-alat untuk penelitian
1)            Siapkan tahu sebanyak sepuluh buah
2)            Siapkan 2 toples
3)            Lalu tuangkan air yang sudah dipersiapkan kedalam 2 toples tersebut ukur agar kedua air tersebut sama volumenya yaitu kira-kira @ 500 ml. setelah toples sudah diisi air kemudian masukkan tahu yang sudah dipersiapkan masing-masing toples berisi 5 buah tahu. Kemudia toples yang akan diberi perlakuan dengan pemberian serbuk kulit kayu kesambi diberi tanda agar tidak tertukar dengan toples yang tidak diberi perlakuan dengan kulit kayu kesambi.
4)            Sesudah diberi tanda maka masukkan serbuk kulit kayu kesambi dengan ukuran ½ sendok teh.
5)            Kemudian amati dengan beberapa hari, ganti air setiap bagi agar tidak terjadi pembusukan.

C.    Hasil Percobaan Menggunakan Kulit Kayu Kesambi
Pada penelitian ini menggunakan 2 perbandingan yaitu. Pertaman kulit kayu kesambi sebagai antioksidan pada tahu, kedua, tidak menggunakan antioksidan berupa kulit katu kesambi pada tahu. Hasil pemakaian kulit katu kesambi dapat kita lihat pada tabel pemangamatan sebabagai berikut :

Tahu yang tidak Memakai Kulit Kayu Kesambi
Indikator
Hari
1
2
3
4
5
Warna
Normal
Normal
Muncul bintik-bintik hitam
Muncul Bintik-bintk hitam secara menyeluruh
-
Aroma
Normal
Normal
Bau
Sangat bau
-
Rasa
Normal
Normal
Agak kecut
Kecut
-
Tahu yang Memakai Kulit Kayu Kesambi
Indikator
Hari
1
2
3
4
5
Warna
Merah (Dapat dihilangkan apabila dicuci dengan air bersih)
Merah (Dapat dihilangkan apabila dicuci dengan air bersih)
Merah
Merah
Merah
Aroma
Normal
Normal
Normal
Normal
Agak bau
Rasa
Normal
Normal
Normal
Normal
Normaal

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemakaian kulit kayu kesambi sangat efektif dan efesian untuk mengurangi kerusakan dari pada tahu. dengan dibuktikan pada tabel diatas yaitu bahwa pemakaian kulit kayu kesambi pada tahu dapat memperoleh tahu yang tidak cepat rusak dan bisa bertahan sampai dengan lima hari sedangkan yang tidak memakai kulit kayu kesambi hanya mencapai tiga hari

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
1.         Kulit kayu kesambi mengandung saponin dan tanin yang dapat digunakan sebagai antioksidan, sehingga dapat mencegah rusaknya tahu sedini mungkin.
2.         Pemakian kulit kayu kesambi sebagai antioksidan pada tahu melalui tahap beberapa tahap yaitu, Pertama pembuatan serbuk kulit kayu kesambi, kedua pemakaian serbuk kulit kayu kesambi pada tahu.
3.         Pemakaian kulit kayu kesambi pada tahu dapat mencegah tingkat kerusakan pada tahu sampai dengan lima hari dengan indikator yang peneliti temukan yaitu warna tahu berubah menjadi merah, rasanya tetap normal dan aroma tahunya sedikit bau.

B. Saran
1. Bagi Peneliti
Peneliti diharapkan dapat mengembangkan kembali tentang pemanfaatan kulit kayu kesambi sebagai antioksidan alami. Sehingga dapat menemukan antioksidan alami lainnya yang dapat membantu masyarakat khususnya kepada pedagang tahu.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat khususnya bagi para pedagang dan produsen tahu agar mengguanakan sebagai antioksidan alami pada pembuatan tahu, agar tahu tidak cepat mengalami pembusukan.
3. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan dapat memberitahukan bahwa kulit kayu kesambi  dimanfaatkan anti oksidan pada tahu. Serta diharapkakan bagi sekolah untuk membantu para siswa untuk lebih meningkatkan kreatifitas peserta didiknya. Sehingga menjadi siswa yang professional, berfikir kreatif selalui mempuyai inovasi dan dapat bersaing didunia luar.

DAFTAR PUSTAKA


Handayani Ahmad. 1999. Kamus Kimia Organik. Jakarta: Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan dan Kbudayaan. 1993. Kamus Kimia Organik. Jakarta: Balai Pustaka.
Gula Merah. http://www.rubema.co.cc/web1b.html. [27 September 2009].
Nutrisi Gula. http://www.asiamaya.com/nutrients/gulajawa.htm. [27 September 2009].
Klasifikasi Pohon Kesambi. http://www.plantamor.com/index.php?plant=1124. [27 September 2009].
Saponin. http://en.wikipedia.org/wiki/Saponin. [01 Oktober 2009].

Selasa, 16 Juli 2013

Menjadi Pemuda Sakti Mandraguna



Mohammad Sukri
Santri PP. Miftahul Ulum Panyepen

“Pemuda sekarang adalah pemimpin hari esok”, begitulah perkataan bijak yang disampaiakn oleh Abdurrahman Ad-Dakhil (Ilmuan Islam) tentang tanggapan beliau ketika berbicara masalah kepemudaan dan generasi bangsa. Senada pula dengan yang disampaikan oleh Proklamator Republik Indonesia Bapak Ir. Soekarno bahwa pemuda adalah nafas bangsa jika pemuda tidak mempuyai semangat untuk membangun bangsa maka jangan harap bangsa ini akan berkembang untuk selamanya.
Begitu besar harapan golongan tua kepada para pemuda, karena pemudalah yang nantinya akan menggantikan dan meneruskan pembangunan bangsa. Sehingga para golongan tua berusaha semaksimal mungkin untuk mencerdaskan kehidupan para kaula muda, salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mendirikan lembaga pendidikan, Pondok Pesantren, Perguruan Tinggi bahkan tempat kursus yang tujuannya tidak lain untuk menghilangkan kebodohan demi terciptanya kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Sehingga pada akhirnya dihrapkan akan lahir para tokoh yang siap dan mampu membangun bangasa menjadi lebih baik dan berwibawa. Maka tidak salah dan merasa tidak berdosa jika kita sebagai pemuda berusaha menjalankan dan meneruskan cita-cita pendahulu kita.
Salah satu upaya untuk meneruskan cita-cita pendahulu kita adala, pertama¸berusaha dan mengusahakan diri manjadi manusia yang “SAKTI” (Smart, Aktif, Kreatif, Tekun dan Inovatif), jika kelima point tersebut sudah dimiliki oleh pemuda sekarang penulis yakin negera Indonesia akan mampu bersaing dengan Negara luar. Kedua, berusaha selalu menjadi yang terdepan berusaha tidak mau kalah dengan yang lainya, kunci kedua ini senada pemaparan Syihk Mustofa Al-Ghalayani “Sesungguhnya seseorang yang mampu tampil kedepan dan menjadi yang terdahulu maka dia sudah mampu mengalahkan kesusahan yang akan menimpa”.
Ketiga, sebagai pemuda yang selalu berusaha  untuk meneruskan cita-cita bangsa maka kita harus menghilangkan sifat putus asa, putus asa dapat mengakibatkan kelemahan hati dan kelemahan hati merupakan penyakit jasmani yang lebih sakit daripada hantaman pedang yang tajam.
Keempat, Pemuda selalu berusaha menghindari  barang-barang yang dapat merusak generasi bangsa misalnya narkoba dan lain sebagainya. Ada sebuah kata bijak yang mengatakan “Apa salahnya kita berbuat baik, dan apa benarnya kita berbuat salah”. Akhirnya penulis berharap pemuda sekarang adalah pemuda seperti pada zaman dahulu, yang menanamkan semangat luar biasa hingga menjadi manusia yang SAKTI MANDRAGUNA