Mohammad Sukri
Santri PP. Miftahul Ulum Panyepen
“Pemuda sekarang adalah
pemimpin hari esok”, begitulah perkataan bijak yang disampaiakn oleh
Abdurrahman Ad-Dakhil (Ilmuan Islam) tentang tanggapan beliau ketika berbicara masalah
kepemudaan dan generasi bangsa. Senada pula dengan yang disampaikan oleh
Proklamator Republik Indonesia Bapak Ir. Soekarno bahwa pemuda adalah nafas
bangsa jika pemuda tidak mempuyai semangat untuk membangun bangsa maka jangan
harap bangsa ini akan berkembang untuk selamanya.
Begitu besar harapan
golongan tua kepada para pemuda, karena pemudalah yang nantinya akan
menggantikan dan meneruskan pembangunan bangsa. Sehingga para golongan tua
berusaha semaksimal mungkin untuk mencerdaskan kehidupan para kaula muda, salah
satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mendirikan lembaga
pendidikan, Pondok Pesantren, Perguruan Tinggi bahkan tempat kursus yang
tujuannya tidak lain untuk menghilangkan kebodohan demi terciptanya kehidupan
yang lebih baik dari sebelumnya. Sehingga pada akhirnya dihrapkan akan lahir
para tokoh yang siap dan mampu membangun bangasa menjadi lebih baik dan
berwibawa. Maka tidak salah dan merasa tidak berdosa jika kita sebagai pemuda
berusaha menjalankan dan meneruskan cita-cita pendahulu kita.
Salah satu upaya untuk
meneruskan cita-cita pendahulu kita adala, pertama¸berusaha
dan mengusahakan diri manjadi manusia yang “SAKTI” (Smart, Aktif, Kreatif,
Tekun dan Inovatif), jika kelima point tersebut sudah dimiliki oleh pemuda sekarang
penulis yakin negera Indonesia akan mampu bersaing dengan Negara luar. Kedua, berusaha selalu menjadi yang
terdepan berusaha tidak mau kalah dengan yang lainya, kunci kedua ini senada
pemaparan Syihk Mustofa Al-Ghalayani “Sesungguhnya seseorang yang mampu tampil
kedepan dan menjadi yang terdahulu maka dia sudah mampu mengalahkan kesusahan
yang akan menimpa”.
Ketiga, sebagai pemuda
yang selalu berusaha untuk meneruskan
cita-cita bangsa maka kita harus menghilangkan sifat putus asa, putus asa dapat
mengakibatkan kelemahan hati dan kelemahan hati merupakan penyakit jasmani yang
lebih sakit daripada hantaman pedang yang tajam.
Keempat, Pemuda
selalu berusaha menghindari
barang-barang yang dapat merusak generasi bangsa misalnya narkoba dan
lain sebagainya. Ada sebuah kata bijak yang mengatakan “Apa salahnya kita
berbuat baik, dan apa benarnya kita berbuat salah”. Akhirnya penulis berharap
pemuda sekarang adalah pemuda seperti pada zaman dahulu, yang menanamkan
semangat luar biasa hingga menjadi manusia yang SAKTI MANDRAGUNA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar