BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Nabi Muhammad saw. sebagaimana kita semua tahu, hidup
empat belas abad yang lampau. Catatan-catatan sejarah memperlihatkan bahwa,
tatkala al-Qur’an diwahyukan, masyarakat Arab tidak memiliki teknologi yang memungkinkan
mereka untuk melakukan penyelidikan-penyelidikan tentang dunia ini atau alam
semesta. Dengan demikian, terdapat suatu perbedaan yang signifikan antara
tingkat sains dan teknologi pada waktu itu, tatkala Nabi Muhammad saw. masih
hidup, dengan zaman kita. Sesungguhnya, perbedaan ini terus berjalan pada awal
mula abad ke-20 dan ke-21. Sebuah bukti yang gamblang tentang ini adalah bahwa
segelintir penemuan teknologis yang namanya tak dapat disebutkan hanya beberapa
dekade yang lalu telah menjadi unsur-unsur yang sangat dibutuhkan pada
kehidupan kita saat ini.
Meskipun adanya perbedaan-perbedaan yang sangat banyak
ini, pada abad ke-7, Nabi Muhammad saw. telah memberitahukan sejumlah kebenaran
mengenai masa depan. Kalau tidak menemukan keterangan danlam al-qur’an seoerang
mujtahid mecari keterangan dalam sebuah hadist, ada beberapa hadis yang
menggambarkan tingkat pengetahuan ilmiah dan teknologi Akhir Zaman. Kita akan
melihat bahwa apa yang diramalkan oleh Nabi Muhammad saw. empat belas abad yang
lalu sedang menjadi kenyataan pada zaman kita saat ini.

Oleh
karena itu telah banyak ditemukan sebuah kajian-kajian ilmiah yang terkandung
dalam al-Qur’an, mencengangkan ummat manusia saat ini. Salah satunya adalah
pembahasan al-Qur’an dibidang kedokteran terdapat surat Al- Mu'minuun (23)
: 12 - 14 :

12). Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.13).
Kemudian Kami jadikan saripati air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).14). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha Suci-lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Ayat ditas
menunjukkan bahwa al-qur’an telah memberi kabar pada manusia sejak seribu tahun
yang lalu tentang penciptaanya, lalu saat ini bekembanglah beberapa kecanggihan
teknologi dan sain sehingga mengantarkan mansuia menjadi mahluk ciptaan paling
baik ciptaaan Allah swt. Karena manusia dilengkapi oleh akal untuk befikir. Allah memerintahkan umat
manusia untuk menyelidiki dan merenungkan penciptaan langit, bumi,
gunung-gunung, bintang-bintang, tetumbuhan, benih, binatang, pergantian siang
dan malam, manusia, hujan dan pelbagai ciptaan lainnya. Dengan mencermati semua
ini, manusia akan semakin menyadari cita seni ciptaan Allah di dunia
sekelilingnya, dan pada akhirnya dapat mengenali Penciptanya, yang telah
menciptakan seluruh alam semesta beserta segala isinya dari ketiadaan.
Meminjam perkataan
fenomenal Harun Yahya Bahwa : “Sains menawarkan cara untuk menemukan cita rasa seni ciptaan
Allah, yaitu dengan mengamati alam semesta beserta seluruh mahluk di dalammya,
dan menyampaikan hasilnya kepada umat manusia. Agama, oleh karena itu,
mendorong sains, menjadikannya alat untuk mempelajari keagungan ciptaan Allah”.
Agama tidak hanya mendorong studi ilmiah, tetapi juga
memungkinkan riset ilmiah mencapai pembuktian dan di-lakukan dengan efisien,
karena didukung oleh kebenaran yang diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah
bahwa agama merupakan sumber tunggal yang menyediakan jawaban pasti dan akurat,
misalnya untuk pertanyaan bagaimana kehidupan dan alam semesta tercipta. Dengan
demikian, jika dimulai pada landasan yang tepat, riset akan mengungkapkan
kebenaran mengenai asal usul alam semesta dan pengaturan kehidupan, dalam waktu
tersingkat dan dengan upaya dan energi minimum.
Seperti dinyatakan oleh Albert Einstein, yang di-anggap
sebagai salah seorang ilmuwan terbesar abad ke-20, "Sains tanpa agama
adalah pincang", dengan perkataan lain, ilmu pengetahuan jika tidak
dipandu oleh agama, tidak dapat maju dengan benar, tetapi justru membuang
banyak waktu dalam mencapai suatu hasil, atau bahkan lebih buruk lagi, tidak
memperoleh pembuktian yang
nyata.
Berfikir untuk
mendapat sebuah jawaban dan sebuah kebenaran sangat diperintahkan oleh Allah
swt kepada ummatnya hal ini terdapat dalam kandungan surat An-Nahl ayat 44 :

Dan kami turunkan kepadamu al-qur’an, agar menerangkan
kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
mimikirkan (QS. An-Nahl : 44)
Dalam al-qur’an
terdapat beberapa keterangan-keterangan yang kadang-kadang tidak mampu dicerna
oleh akal dan fikiran manusia, seperti halnya keterangan dalam surat An-Nisa’,
banyak para ulama’ tafsir yang belum menemukan jawaban tentang alasan mengapa
surat tersebut dinamanakan dengan surat an-nisa’ kenapa tidak ar-rijal atau
dengan nama yang lainnya. Hanya baru-baru ini yang ditemukan beberapa faktor
atau alasan surat an-nisa’ diberi nama an-nisa’, pada surat tesebut banyak
ditemukan tentang pembahasan wanita, baik dari segi cara bergaul dengan seorang
wanita, beberapa hukum perkawinan dan lain sebagainya.
Al-qur’an juga
menyinggung beberapa pembahasan yang tidak kalah pentingnya yaitu pembahasan
berupa ilmu pengetahun, sain dan teknologi, diantaranya kita bisa temukan dalam
pembahasan surat An-Nahl dalam surat tersebut tersirat beberapa makna
kehidupan, ilmu pengetahuan dan teknologi canggih yang dibas oleh Allah yang
membutuhkan interpretasi dari berbagai sudut pandang kehidupan. Terbukti Allah
tidak ragu-ragu menyebutkan dalam kalamnya tentang pembahasan lebah atau dalam
bahasa arabnya nahlun. Meskpipun
lebah hanyalah sekor serangga kecil tidak begitu berarti, akan tetapi Allah
masih menyebutkannya dalam al-qur’an.
Ada maqol
mengatakan bahwa semua yang diciptakan oleh Allah baik dibumi ataupun dilangit
itu pasti ada manfaatnya, hanya saja manusia belum mampu membabaca dan memikirkan
semua hal yang diciptakan oleh Allah.
Berangkat dari
latar belakang diatas penulis berinisiatif untuk melakukan sebuah kajian
tentang kandungan surat An-Nahl ayat 68-69 dengan judul “Berfikir Ala Lebah
Madu (Tinjaun Teoritis Surat An-Nahl Ayat 68-69).
B.
Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang di atas menghasilkan
rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana pembuktian secara ilmiah tentang
surat An-Nahl ayat 68 - 69 ?
2.
Apa teladan yang terdapat dalam kandungan
surat An-Nahl ayat 68 - 69 ?
C.
Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.
Untuk mengetahui pembuktian secara ilmiah
tentang surat An-Nahl ayat 68-69
2.
Untuk mengetahui teladan yang terdapat dalam
kandungan surat An-Nahl ayat 68-69
D.
Manfaat Penulisan
Dari
penulisan karya llmiah ini, dapat diambil beberapa manfaat yaitu :
1.
Bagi Peneliti
Dengan
penulisan karya ilmiah ini dapat diketahui tentang kandungan secara tersirat
dan pembuktian secara ilmiah yang akan dibandingkan dengan teori ilmiah para
ilmuan, dan pada endingya penulis berusaha mencari sebuah teladan atau solusi
dalam kandungan surat an-nahl ayat 68-69. Sehingga penulisan karya ilmiah ini
bermanfaat bagi penulis sendiri atau bagi kalayak ramai.
2.
Bagi Instansi
Instansi
dapat memberikan pengetahuan baru tentang kajian surat an-nahl dengan beberapa
kajian . yaitu tentang kandungan secara tersirat dan pembuktian secara ilmiah
yang akan dibandingkan dengan teori ilmiah para ilmuan dan sebuah teladan atau solusi dalam kandungan
surat an-nahl ayat 68-69
3.
Bagi Masyarakat
Masyarakat
dapat menambah pengetahuan dan informasi baru tentang kajian surat an-nahl
dengan beberapa kajian . yaitu tentang kandungan secara tersirat dan pembuktian
secara ilmiah yang akan dibandingkan dengan teori ilmiah para ilmuah yang telah
menemukan, dan pada endingya penulis berusaha mencari sebuah teladan atau
solusi dalam kandungan surat an-nahl ayat 68-69, serta dijadikan dijadikan
sebuah referensi untuk melakukan penelitian atau kajian yang sama.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Sejarah
lebah madu
Lebah madu telah di kenal oleh manusia
sejak zaman budaya-budaya kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Al Qur'an
menempatkan secara istimewa lebah madu menjadi sebuah judul yaitu An Nahl (Lebah Madu). Dalam salah
satu ayatnya (Surah An Nahl ayat 68-69 tertulis: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia.
Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah di mudahkan. Kemudian dari perut lebah itu keluar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berpikir.
Dalam Bibel pada bagian perjanjian
lama disebutkan Manna
diturunkan Allah di Padang Pasir Sinai sewaktu Nabi Musa memimpin umat Israel
yang tersungut-sungut karena kekurangan makanan. (Keluaran 16:13-35) Manna (honeydew) diartikan sebagai makanan
dari surga karena enaknya (Sihombing D.T.H,1997, Ilmu ternak Lebah Madu Madu,
UGM Press, Yogyakarta).
Pembudidayaan lebah madu yang kini
populer berasal dari kawasan Laut Tengah (Afrika Utara, Eropa selatan dan Asia
Kecil) yang selanjut menyebar ke seluruh wilayah dunia. (Sihombing D.T.H:1997).
Bangsa Mesir Kuno membuat corong dari tanah liat sebagai sarang lebah, kemudian
dari keranjang anyaman. Di Afrika lebah madu dipelihara dalam bongkahan kayu
berbentuk silinder dan sarang tersebut digantung di pohon. Bangsa Rusia sebagai
pengembang lebah madu secara modern, malahan disebut sebagai daerah lahan madu.
Rusia mulai mengembangkan peternakan madu sejak abad ke 10 hingga kini secara
besar-besaran. Mereka yang menemukan sarang lebah madu yang bisa
dipindah-pindahkan, teknik tersebut diperkenalkan oleh Peter Prokovich
(1775-1850).
B.
Tinjauan tentang surat An-Nahl
Surat An-Nahl ini berjumlah
128 ayat dan merupakan surat makkiyah, keculi tiga ayat yang terakhir merupakan
surat madaniyyah surat An-Nahl diturunkan setelah Al-kahfi. Surat ini
dinamanakan An-nahl yang berarti lebah karena didalamnya terdapat firman Allah
swt yang terdapat dalam ayat 68-69 yang artinya dan Tuhanmu mewahyukan kepada
lebah.
Lebah adalah mahluk Allah
yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepadan manusia. Ada persaman antara
madu yang dihasilkan oleh madu dengan Al-Qur’an karim. Madu berasal dari
bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bermacam-macam penyakit mansia.
Sedangkan Al-Qur’an mengandung inti sari dari kitab-kita yang telah diturunkan
kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan
oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia.
Suara An-Nahl ada sebagaian
ulama’ yang berpendapat diberi nama dengan An-Ni’am artinya beberapa nikmat,
karena didalamnya Allah menyebutkan berbagai macam ni’mat untuk
hamba-hamba-Nya.
Adapun pokok-pok isi
pembahasan dalam surat An-nahl adalah berisi berbagai macam intisasi ajaran
agama islam diantaran adalah :
1.
Keimanan yang meliputi adanya hari kiamat,
keesaan Allah, kekuasaan Allah, dan kesempurnaan ilmu-Nya. Serta manusia
mempuyai tanggung jawab kepada Allah terhadap segala apa yang diperbuatnya.
2.
Hukum-hukum, yaitu hukum makanan dan minuman
yang diharamkan dan yang dihalalkan, kebolehan memakai perhiasan-perhiasan yang
berasal dari dalam laut seperti marjan, diperbolehkan makan makana yang diharamkan
dalam keadaan terpaksa dan kulit binatang yang halal dimakan.
3.
Kisah-kisah teladan Nabi Ibrahim As.
4.
Serta asal kejadian manusia, madu adalah
untuk kesehatan mansia
BAB
III
METODOLOGI
PENULISAN
A.
Metode
Penulisan
Metode adalah cara
kerja atau jalan yanmg ditempuh alam pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Dalam
karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan pedekatan
pada studi literatur atau studi pustaka. Memakai metode kualitatif karena pada
dasarnya penulisan karya ilmiah ini bertujuan memberikan informasi, pemahaman
serta gambaran mengenai isi dari yang menjadi objek kajian.
Pada term diskritif
adalah penulisan yang dimaksud untuk membuat diskirpsi mengenai kandungan,
studi perbandingan ilmiah dan solusi atau teladan dalam surat an-nahl ayat
68-69.
Penulis juga
menggunakan teknik kasuistik yaitu memusatkan perhatian terhadap kajian atau teori secara intensif dan mendetail. Karena
sifatnya yang mendalam dan mendetail maka diharapkan mampu memberika gambaran
yang konprehensip.
B.
Teknik
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulakan dalam
karya tulis ilmiah ini adalah melalui otodidak. Penulis melakukan talaah
pustaka sebagai acuan berupa :
1. Artikel
Penulus mencoba
mencari informasi mengenai objek yang akan diteliti melalui pencarian
artikel-artikel baik diberbagai media cetak atau elektronik serta kenjungan
langsung ke lembaga-lembaga swasta ataupun negeri seperti. Perpustakaan umum,
pusat perbukuan dan lain -lain.
2. Interview
Teknik ini
dilakukan dengan cara mengambil satu atau lebih orang yang ahli di bidangnya
untuk dijadikan narasumber dalam suatu dialog atau wawancara. Dari teknik
inilah, penulis banyak mengetahui informasi-informasi penting mengenai tanaman
talas dalam bentuk tulisan dan dari sini pula penulis mencoba menngmbangkan
pengetahuan yang kami miliki agar terkumpul suatu inofasi yang akurat.
C.
Meteode
Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam
proses penulisan karya tulis ilmiah ini adalah metode analisis deskriptif
kualitatif. Dimana dalam metode ini cara yang digunakan adalah mengumpulkan,
mengolah dan menyajikan data kedalam bentuk penyajian yang sesuai secara sistematis.
D.
Sistematika
Penulisan
Sistematika
yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Kajian
Pustaka
Bab III : Metonelogi
Penulisan
Bab IV : Pembahasan
Bab V : Penutup
BAB
IV
PEMBAHASAN
A.
Pembuktian
secara ilmiah surat An-Nahl Ayat 68-69
1.
Lebah madu pembuat sarang yang sempurna
(Rancangan teknologi canggih)
Sebuah penelitian yang menakjubkan tentang
lebah madu, lebah madu membuat tempat penyimpanan madu dengan bentuk
heksagonal. Sebuah bentuk penyimpanan yang paling efektif dibandingkan dengan
bentuk geometris lain. Lebah menggunakan bentuk yang memungkinkan mereka
menyimpan madu dalam jumlah maksimal dengan menggunakan material yang paling
sedikit.
![]()
Arinya : Dan Rabbmu mewahyukan kepada
lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibikin manusia. (QS. An-Nahl, 16:68
Lebah menggunakan cara yang sangat menarik
ketika membangun sarang. Mereka memulai membangun sel-sel tempat penyimpanan
madu dari sudut-sudut yang berbeda, seterusnya hingga pada akhirnya mereka
bertemu di tengah. Setelah pekerjaan usai, tidak nampak adanya
ketidakserasian ataupun tambal sulam pada sel-sel tersebut.
Manusia tak mampu membuat perancangan yang
sempurna ini tanpa perhitungan geometris yang rumit; akan tetapi lebah
melakukannya dengan sangat mudah. Fenomena ini membuktikan bahwa lebah diberi petunjuk melalui “ilham” dari Allah
swt sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 68 di atas.Sejak jutaan
tahun yang lalu lebah telah menghasilkan madu sepuluh kali lebih banyak dari
yang mereka butuhkan. Satu-satunya alasan mengapa binatang yang melakukan
segala perhitungan secara terinci ini memproduksi madu secara berlebihan
adalah agar manusia dapat memperoleh manfaat dari madu yang mengandung obat
bagi manusia.
2.
Lebah madu penghasil minuman obat (Menjadi
Perhatian Ilmuan)
![]()
Artinya : Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,
didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi
orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16: 69)
Tahukah anda tentang manfaat madu sebagai
salah satu sumber makanan yang Allah sediakan untuk manusia melalui serangga
yang mungil ini?
Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, potasium, sodium, klorin, sulfur, besi dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari yang dikonsumsi lebah. Di samping itu di dalam madu terdapat pula tembaga, yodium dan seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis hormon.
Sebagaimana firman Allah, madu adalah “obat
yang menyembuhkan bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para
ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture
Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina.
Dalam konferensi tersebut didiskusikan pengobatan dengan menggunakan ramuan
yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly,
serbuk sari dan propolis (getah lebah) dapat mengobati berbagai penyakit.
Seorang dokter asal Rumania mengatakan bahwa ia mencoba menggunakan madu
untuk mengobati pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh sama
sekali. Para dokter asal Polandia juga mengatakan dalam konferensi tersebut
bahwa getah lebah (bee resin) dapat membantu menyembuhkan banyak penyakit
seperti bawasir, penyakit kulit, penyakit ginekologis dan berbagai penyakit
lainnya.
|
3.
Madu mengandung Propolis
Sebgaian orang memang tau
propolis, namun sebagai yang lain ternyata belum pernah mendengar propolis,
madu propolis adalah merupakan penemuan penting dalam sejarah manusia terutama
sejak kita perhatikan kepedulian alam dan menajaga ekosistem alam agar tetap
hijau, dengan demkian semua tindakan mansuia tidak hanya didasari pada
kepentingan tubuh pribadi sepertihalnya kesehatan.
Dr. Arie seorang dokter
kesehatan holistic pemilik komunitas nusehelat.com mengungkapkan propolis
adalah zat pengekstrak-kan dari resin yang dikumpulkan oleh lebah pekerja
khusus yang tugasnya mencari resin dari daun yang baru saha tumbuh pada bagian
kulit batang pohon tertentu.

![]() |
Kata-kata propolis dalam
surat An-Nahl terdapat dalam penggalan kata Al-Wanuhu
yaitu bermacam-macam warna. Didalam tafsir jalalain disebutkan bahwa didalam
perut lebah mengeluarkan minuman yakni berupa madu yang bermacam-macam warna,
dan didalamnnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi mansia.
Hal ini senada dengan
pernyataan Imam Nasib ar-rifa’i dalam kitab tafsir Ibunu Katsir bahwa madu itu
mempuyai warna yang bermacam-macam ada yang berwarna putih, kuning, merah dan
coklat serta warna lainnya yang berwarna cokelat. Sedangkan propolis biasaya
ditemukan berwarna cokelat namun
dapat ditemukan bercorak warna hijau, merah, hitam dan putih, tergantung pada
sumber-sumber damar atau resin yang ditemukan di wilayah tertentu sarang lebah
tersebut.
Dari beberapa propolis
diatas penulis dapat menarik benang merahnya bahwa ada kesamaan antara bukti
ilmiah yang ditemukan oleh ilmuan dengan kebenaranya yang terdapat dalam
al-qur’an, hanya saja al-qur’an tidak menyebutkan secara diteal pembahasan
tentang makna propolis atau kandungan madu. Subhanallah inilah hal luar biasa,
Allah telah memberikan informasi kepada ummatnya lebih dari 14 abad lamanya,
hanya baru-baru ini saja ditemukan madu propolis yang terdapat dalam sarang
lebah.
B.
Teladan
dalam surat
An-Nahl ayat 68 – 69
1.
Keistimewaan
lebah madu dan manusia
![]() |

Dalam surat an-nahl ayat 68 terdapat kata-kata auhaa yang artinya wahyu atau ilham,
dalam kitab tafsir Ibnu Katsir disebutkan kata auhaa adalah bermakna
petunjuk, bimbingan atau ilham bagi lebah agar ia membuat sarang tempat
berlindung di gunung-gunung, di pepohonan dan di tempat yang dibangun mansia.
Menurut pendapat Harun Yahya karena lebah mendapat ilham
dan bimbingan langsung dari Allah maka lebah menjadi hewan yang istimewa
dibandingkan dengan hewan yang lainnya yang ada ditas bumi. Sehingga banyak
para ilmuan yang terkagum-kagum dengan kehebatan seekor lebah dengan membuat
sarang yang sempurna dan mengatur kelompok serta membuah sebuah tim kerja yang
baik, dan hal tesebut yang menjadi faktor lebah madu mempuyai keistimewaan dari
pada hewan yang lainnya.
Manusia adalah makluk yang sempurna di antara semua
makluk ciptaan Allah lantaran manusia di beri akal pikiran, inilah yang membuat
manusia ini begitu sempurna. Bangsa jin dan setan diberi akal pikiran namun
tidak sesempurna kita, tapi mereka di beri kelebihan di dalam jasad nya, jasad
mereka lepas dari ruang dan waktu sedangkan kita manusia memiliki kelebihan
akal pikiran yang sempurna bahkan akal pikiran kita mampu menembus ruang dan
waktu, namun jasad manusia tidak mampu untuk menembus ruang dan waktu. Tumbuhan
dan hewan, mereka tidak diberi akal pikiran dan jasad yang mampu menembus ruang
dan waktu. Sesudai dengan pernyataan Allah dalam surat Al-‘Ankabut ayat 43.
![]() |

Arinya
: Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
Manusia potensi untuk berbuat baik dan jelek karena dalam
diri mansia terdapat empat komponen yang tak dapat dipisahkan yaitu nafsu,
hati, ruh dan akal. Keempat komponen ini menjadi pemicu manusia itu potensi
menjadi baik dan buruk. Akan tetapi Allah memberikan manusia sebuah potensi
yang tidak dimiliki oleh mahluk yang lainnya yaitu akal fikiran, akan tetapi
akal fikiran.
Dari beberapa keterangan diatas ada persamaan pada
manusia dan lebah, seekor lebah diberi kemampuan menjadi hewan penghasil
minuman obat dalam hal lain menghasilkan sebuah kebaikan bagi mahluk yang
lainnya. Sedangkan manusia juga diberikan keistimewaan oleh Allah dengan
memberikan akal fikiran sehingga manusia diberikan alternatif jalan fikir untuk
memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Kalau seekor lebah bisa berbuat
sesuatu kebaikan kepada yang lain apalagi manusia yang dijadikan mahluk denagan bentuk yang paling sempurna. Sesuai
dengan firman Allah dalam surat At-tin ayat 04 :

Artinya : sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
2.
Teladan
dalam surat An-Nahl ayat 68-69
Kehidupan seekor lebah sama persis dengan kehidupan
mansia, sekekor lebah hidup secera berkelompok dan saling kerjasama untuk
mencapai sebuah tujuan. Dalam kandungan surat An-Nahl 68-69 mengajarkan pada
manusia untuk meniru kehidupan lebah, diantara sifat-sifat lebah yang patut
ditiru adalah :
a.
Lebah
adalah hewan yang pekerja keras, dia tidak mengenal lelah dan letih sebelum
semuanya selesai.
b.
Lebah
adalah hewan yang mampu menjadi hidup berkelompok secara damai, padahal kalau
kita lihat dalam sarang lebah terdapat ribuan lebah didalamnya, akan tetapi
dalam sebuah penetian tidak pernah membuktikan tentang adanya pertengkaran dan
pertikaian dianara sesamanya.
c.
Lebah
juga mampu tunduk dan patuh pada pemimpinnya.
d.
Lebah
adalah seorang pekerja yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaannya,
serta tidak mengganggu terhadap ketertiban kelompok.
e.
Lebah
dapat bekerja dan membuat tim kerja yang baik sehingga tidak heran dalam satu
hari lebah dapat mengumpulkan madu murni sebanyak 450 gram perharinya, dan
masih banyak yang lainnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembuktian ilmiah telah dilakukan
oleh beberapa ilmuan tentang kebenaran dalam al-qur’an surat an-nahl ayat
68-69. Lebah adalah hewan yang istimewa dan dapat dijadikan karena lebah dapat
membuat sarang dengan menggunakan teknologi canggih, kemudian lebah mampu
menghasilkan madu sebagi obat dan dapat menghasilkan madu propolis sedangkan
propolis dalam al-qur’an disebut dengan kata alwanuha.
2. Adapun hal yang terpenting dalam
pengkajian tentang lebah adalah yang terpenting dalam kajian surat an-nahl ayat
68-69 yaitu, makna dibalik sikap dan tingkah laku lebhan yang dapat diambil
teladan bagi manusia daintaraya, lebah adalah hewan pekerja kera, hidup
berkelompok, tidak pernah melanggar ktertiban kelompok dan penuh tanggung jawab
dalam melaskanakan tugasnya serta.
B.
Saran-Saran
1. Bagi Peneliti
Peneliti
diharapkan dapat mengembangkan kembali tentang kandungan surat an-nahl yang
dikomporasikan dengan kandungan surat yang lainnya dalam al-qur’an.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat
agar dapat memtik pelajaran dari teladan yang diberikan lebah pada kehidupan
manusia, yang berkelompok dan tidak pernah melakukan pertikaian.
3. Bagi Intansi
Sekolah diharapkan dapat memberitahukan bahwa lebah
adalah hewan yang diberikan keistimewaan oleh Allah, sehingga lebah dapat
bermanfaat bagi mahluk yang lainnya. Lebah juga termasuk salah satu hewan yang
patut ditiru tingkah lakukaya, dengan beberapa sifat yang baik yang ada
padanya.
DAFTAR PUSTAKA
Allam,
Ahmad Kholid dkk. 2005. Al-Qur’an dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan.
Jakarta : Gema Insani
Ar-rifa’I,
Mohamamd Nasib. 1999. Tafsit Ibnu
Katsir. Jakarta : Gema Insani
Al-mahalli,
Jaluddin. 2003. Tafsir Jallain. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Depag
RI. 1992. Al-Qur’an Terjemah. Semarang : CV As-Syifa
Husein,
Fahruddin Umar. 2002. Tafsir Al-Kabir Mafatihul Ghoib. Mesir : Maktabah
Taufiqiah
Mahali,
A. Mujab. 2002. Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Al-Qur”An. Jakarta : PT
Grasindo Persada
Shihab,
Qurais. 1992. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat. Bandung : Mizan Press
Shihab,
Qurais. 1996. Wawasan Al-Qur’an. Bandung : Mizan Press
Yusuf.
Ahmad Muhammad. 2009. Ensklopedi Tematis Ayat Al-Qur’an dan Hadits, Panduang
Praktis Menemukan Ayat Al-Qur’an dan Hadits. Widya Cahaya.
Yahya , Harun. 2003. Al-Qur’an dan Sain. Jakarta : Global Cipta Publishing.
Yahya , Harun. 2003. Beberapa Rahasia Al-Qur’an. Jakarta : Global Cipta Publishing.
Yahya , Harun. 2003. Dunia Binatang. Jakarta :
Global Cipta Publishing.
Yahya , Harun. 2003. Lebah Madu. Pembuat Sarang yang
Sempurna. alih bahasa, Sunarsih; editor, Habib Rijzaani. Jakasrta : Global Cipta Publishing.
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar