Minggu, 14 Juli 2013

BERFIKIR ALA LEBAH MADU : (Tinjaun Teoritis Surat An-Nahl Ayat 68-69).





BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Nabi Muhammad saw. sebagaimana kita semua tahu, hidup empat belas abad yang lampau. Catatan-catatan sejarah memperlihatkan bahwa, tatkala al-Qur’an diwahyukan, masyarakat Arab tidak memiliki teknologi yang memungkinkan mereka untuk melakukan penyelidikan-penyelidikan tentang dunia ini atau alam semesta. Dengan demikian, terdapat suatu perbedaan yang signifikan antara tingkat sains dan teknologi pada waktu itu, tatkala Nabi Muhammad saw. masih hidup, dengan zaman kita. Sesungguhnya, perbedaan ini terus berjalan pada awal mula abad ke-20 dan ke-21. Sebuah bukti yang gamblang tentang ini adalah bahwa segelintir penemuan teknologis yang namanya tak dapat disebutkan hanya beberapa dekade yang lalu telah menjadi unsur-unsur yang sangat dibutuhkan pada kehidupan kita saat ini.
Meskipun adanya perbedaan-perbedaan yang sangat banyak ini, pada abad ke-7, Nabi Muhammad saw. telah memberitahukan sejumlah kebenaran mengenai masa depan. Kalau tidak menemukan keterangan danlam al-qur’an seoerang mujtahid mecari keterangan dalam sebuah hadist, ada beberapa hadis yang menggambarkan tingkat pengetahuan ilmiah dan teknologi Akhir Zaman. Kita akan melihat bahwa apa yang diramalkan oleh Nabi Muhammad saw. empat belas abad yang lalu sedang menjadi kenyataan pada zaman kita saat ini.
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s023/a013.png 


Oleh karena itu telah banyak ditemukan sebuah kajian-kajian ilmiah yang terkandung dalam al-Qur’an, mencengangkan ummat manusia saat ini. Salah satunya adalah pembahasan al-Qur’an dibidang kedokteran terdapat surat  Al- Mu'minuun (23) : 12 - 14 :

http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s023/a014.png



12). Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.13). Kemudian Kami jadikan saripati air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).14). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci-lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Ayat ditas menunjukkan bahwa al-qur’an telah memberi kabar pada manusia sejak seribu tahun yang lalu tentang penciptaanya, lalu saat ini bekembanglah beberapa kecanggihan teknologi dan sain sehingga mengantarkan mansuia menjadi mahluk ciptaan paling baik ciptaaan Allah swt. Karena manusia dilengkapi oleh akal untuk befikir. Allah memerintahkan umat manusia untuk menyelidiki dan merenungkan penciptaan langit, bumi, gunung-gunung, bintang-bintang, tetumbuhan, benih, binatang, pergantian siang dan malam, manusia, hujan dan pelbagai ciptaan lainnya. Dengan mencermati semua ini, manusia akan semakin menyadari cita seni ciptaan Allah di dunia sekelilingnya, dan pada akhirnya dapat mengenali Penciptanya, yang telah menciptakan seluruh alam semesta beserta segala isinya dari ketiadaan.
Meminjam perkataan fenomenal Harun Yahya Bahwa : “Sains menawarkan cara untuk menemukan cita rasa seni ciptaan Allah, yaitu dengan mengamati alam semesta beserta seluruh mahluk di dalammya, dan menyampaikan hasilnya kepada umat manusia. Agama, oleh karena itu, mendorong sains, menjadikannya alat untuk mempelajari keagungan ciptaan Allah”.
Agama tidak hanya mendorong studi ilmiah, tetapi juga memungkinkan riset ilmiah mencapai pembuktian dan di-lakukan dengan efisien, karena didukung oleh kebenaran yang diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah bahwa agama merupakan sumber tunggal yang menyediakan jawaban pasti dan akurat, misalnya untuk pertanyaan bagaimana kehidupan dan alam semesta tercipta. Dengan demikian, jika dimulai pada landasan yang tepat, riset akan mengungkapkan kebenaran mengenai asal usul alam semesta dan pengaturan kehidupan, dalam waktu tersingkat dan dengan upaya dan energi minimum.
Seperti dinyatakan oleh Albert Einstein, yang di-anggap sebagai salah seorang ilmuwan terbesar abad ke-20, "Sains tanpa agama adalah pincang", dengan perkataan lain, ilmu pengetahuan jika tidak dipandu oleh agama, tidak dapat maju dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu dalam mencapai suatu hasil, atau bahkan lebih buruk lagi, tidak memperoleh pembuktian yang nyata.
Berfikir untuk mendapat sebuah jawaban dan sebuah kebenaran sangat diperintahkan oleh Allah swt kepada ummatnya hal ini terdapat dalam kandungan surat An-Nahl ayat 44 :
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s016/a044.png


Dan kami turunkan kepadamu al-qur’an, agar menerangkan kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka mimikirkan (QS. An-Nahl : 44)

Dalam al-qur’an terdapat beberapa keterangan-keterangan yang kadang-kadang tidak mampu dicerna oleh akal dan fikiran manusia, seperti halnya keterangan dalam surat An-Nisa’, banyak para ulama’ tafsir yang belum menemukan jawaban tentang alasan mengapa surat tersebut dinamanakan dengan surat an-nisa’ kenapa tidak ar-rijal atau dengan nama yang lainnya. Hanya baru-baru ini yang ditemukan beberapa faktor atau alasan surat an-nisa’ diberi nama an-nisa’, pada surat tesebut banyak ditemukan tentang pembahasan wanita, baik dari segi cara bergaul dengan seorang wanita, beberapa hukum perkawinan dan lain sebagainya.
Al-qur’an juga menyinggung beberapa pembahasan yang tidak kalah pentingnya yaitu pembahasan berupa ilmu pengetahun, sain dan teknologi, diantaranya kita bisa temukan dalam pembahasan surat An-Nahl dalam surat tersebut tersirat beberapa makna kehidupan, ilmu pengetahuan dan teknologi canggih yang dibas oleh Allah yang membutuhkan interpretasi dari berbagai sudut pandang kehidupan. Terbukti Allah tidak ragu-ragu menyebutkan dalam kalamnya tentang pembahasan lebah atau dalam bahasa arabnya nahlun. Meskpipun lebah hanyalah sekor serangga kecil tidak begitu berarti, akan tetapi Allah masih menyebutkannya dalam al-qur’an.
Ada maqol mengatakan bahwa semua yang diciptakan oleh Allah baik dibumi ataupun dilangit itu pasti ada manfaatnya, hanya saja manusia belum mampu membabaca dan memikirkan semua hal yang diciptakan oleh Allah.
Berangkat dari latar belakang diatas penulis berinisiatif untuk melakukan sebuah kajian tentang kandungan surat An-Nahl ayat 68-69 dengan judul “Berfikir Ala Lebah Madu (Tinjaun Teoritis Surat An-Nahl Ayat 68-69).

B.            Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang di atas menghasilkan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pembuktian secara ilmiah tentang surat An-Nahl ayat 68 - 69 ?
2.      Apa teladan yang terdapat dalam kandungan surat An-Nahl ayat 68 - 69 ?

C.            Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.        Untuk mengetahui pembuktian secara ilmiah tentang surat An-Nahl ayat 68-69
2.        Untuk mengetahui teladan yang terdapat dalam kandungan surat An-Nahl ayat 68-69

D.           Manfaat Penulisan
Dari penulisan karya llmiah ini, dapat diambil beberapa manfaat yaitu :
1.      Bagi Peneliti
Dengan penulisan karya ilmiah ini dapat diketahui tentang kandungan secara tersirat dan pembuktian secara ilmiah yang akan dibandingkan dengan teori ilmiah para ilmuan, dan pada endingya penulis berusaha mencari sebuah teladan atau solusi dalam kandungan surat an-nahl ayat 68-69. Sehingga penulisan karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis sendiri atau bagi kalayak ramai.
2.    Bagi Instansi
Instansi dapat memberikan pengetahuan baru tentang kajian surat an-nahl dengan beberapa kajian . yaitu tentang kandungan secara tersirat dan pembuktian secara ilmiah yang akan dibandingkan dengan teori ilmiah para ilmuan  dan sebuah teladan atau solusi dalam kandungan surat an-nahl ayat 68-69
3.    Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat menambah pengetahuan dan informasi baru tentang kajian surat an-nahl dengan beberapa kajian . yaitu tentang kandungan secara tersirat dan pembuktian secara ilmiah yang akan dibandingkan dengan teori ilmiah para ilmuah yang telah menemukan, dan pada endingya penulis berusaha mencari sebuah teladan atau solusi dalam kandungan surat an-nahl ayat 68-69, serta dijadikan dijadikan sebuah referensi untuk melakukan penelitian atau kajian yang sama.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.           Sejarah lebah madu
Lebah madu telah di kenal oleh manusia sejak zaman budaya-budaya kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Al Qur'an menempatkan secara istimewa lebah madu menjadi sebuah judul yaitu An Nahl (Lebah Madu). Dalam salah satu ayatnya (Surah An Nahl ayat 68-69 tertulis: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah di mudahkan. Kemudian dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berpikir.
Dalam Bibel pada bagian perjanjian lama disebutkan Manna diturunkan Allah di Padang Pasir Sinai sewaktu Nabi Musa memimpin umat Israel yang tersungut-sungut karena kekurangan makanan. (Keluaran 16:13-35) Manna (honeydew) diartikan sebagai makanan dari surga karena enaknya (Sihombing D.T.H,1997, Ilmu ternak Lebah Madu Madu, UGM Press, Yogyakarta).
Pembudidayaan lebah madu yang kini populer berasal dari kawasan Laut Tengah (Afrika Utara, Eropa selatan dan Asia Kecil) yang selanjut menyebar ke seluruh wilayah dunia. (Sihombing D.T.H:1997). Bangsa Mesir Kuno membuat corong dari tanah liat sebagai sarang lebah, kemudian dari keranjang anyaman. Di Afrika lebah madu dipelihara dalam bongkahan kayu berbentuk silinder dan sarang tersebut digantung di pohon. Bangsa Rusia sebagai pengembang lebah madu secara modern, malahan disebut sebagai daerah lahan madu. Rusia mulai mengembangkan peternakan madu sejak abad ke 10 hingga kini secara besar-besaran. Mereka yang menemukan sarang lebah madu yang bisa dipindah-pindahkan, teknik tersebut diperkenalkan oleh Peter Prokovich (1775-1850).

B.            Tinjauan tentang surat An-Nahl
Surat An-Nahl ini berjumlah 128 ayat dan merupakan surat makkiyah, keculi tiga ayat yang terakhir merupakan surat madaniyyah surat An-Nahl diturunkan setelah Al-kahfi. Surat ini dinamanakan An-nahl yang berarti lebah karena didalamnya terdapat firman Allah swt yang terdapat dalam ayat 68-69 yang artinya dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah.
Lebah adalah mahluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepadan manusia. Ada persaman antara madu yang dihasilkan oleh madu dengan Al-Qur’an karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bermacam-macam penyakit mansia. Sedangkan Al-Qur’an mengandung inti sari dari kitab-kita yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia.
Suara An-Nahl ada sebagaian ulama’ yang berpendapat diberi nama dengan An-Ni’am artinya beberapa nikmat, karena didalamnya Allah menyebutkan berbagai macam ni’mat untuk hamba-hamba-Nya.
Adapun pokok-pok isi pembahasan dalam surat An-nahl adalah berisi berbagai macam intisasi ajaran agama islam diantaran adalah :
1.      Keimanan yang meliputi adanya hari kiamat, keesaan Allah, kekuasaan Allah, dan kesempurnaan ilmu-Nya. Serta manusia mempuyai tanggung jawab kepada Allah terhadap segala apa yang diperbuatnya.
2.      Hukum-hukum, yaitu hukum makanan dan minuman yang diharamkan dan yang dihalalkan, kebolehan memakai perhiasan-perhiasan yang berasal dari dalam laut seperti marjan, diperbolehkan makan makana yang diharamkan dalam keadaan terpaksa dan kulit binatang yang halal dimakan.
3.      Kisah-kisah teladan Nabi Ibrahim As.
4.      Serta asal kejadian manusia, madu adalah untuk kesehatan mansia



BAB III
METODOLOGI PENULISAN

A.          Metode Penulisan
Metode adalah cara kerja atau jalan yanmg ditempuh alam pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Dalam karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan pedekatan pada studi literatur atau studi pustaka. Memakai metode kualitatif karena pada dasarnya penulisan karya ilmiah ini bertujuan memberikan informasi, pemahaman serta gambaran mengenai isi dari yang menjadi objek kajian.
Pada term diskritif adalah penulisan yang dimaksud untuk membuat diskirpsi mengenai kandungan, studi perbandingan ilmiah dan solusi atau teladan dalam surat an-nahl ayat 68-69.
Penulis juga menggunakan teknik kasuistik yaitu memusatkan perhatian terhadap kajian atau  teori secara intensif dan mendetail. Karena sifatnya yang mendalam dan mendetail maka diharapkan mampu memberika gambaran yang konprehensip.

B.           Teknik Pengumpulan Data
       Data yang dikumpulakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah melalui otodidak. Penulis melakukan talaah pustaka sebagai acuan berupa :
1.      Artikel
Penulus mencoba mencari informasi mengenai objek yang akan diteliti melalui pencarian artikel-artikel baik diberbagai media cetak atau elektronik serta kenjungan langsung ke lembaga-lembaga swasta ataupun negeri seperti. Perpustakaan umum, pusat perbukuan dan lain -lain.
2.      Interview
Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil satu atau lebih orang yang ahli di bidangnya untuk dijadikan narasumber dalam suatu dialog atau wawancara. Dari teknik inilah, penulis banyak mengetahui informasi-informasi penting mengenai tanaman talas dalam bentuk tulisan dan dari sini pula penulis mencoba menngmbangkan pengetahuan yang kami miliki agar terkumpul suatu inofasi yang akurat.




C.           Meteode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Dimana dalam metode ini cara yang digunakan adalah mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data kedalam bentuk penyajian yang sesuai secara sistematis.

D.          Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
Bab I      :           Pendahuluan
Bab II     :           Kajian Pustaka
Bab III   :           Metonelogi Penulisan
Bab IV   :           Pembahasan
Bab V     :           Penutup




BAB IV
PEMBAHASAN

A.           Pembuktian secara ilmiah surat An-Nahl Ayat 68-69
1.      Lebah madu pembuat sarang yang sempurna (Rancangan teknologi canggih)
Sebuah penelitian yang menakjubkan tentang lebah madu, lebah madu membuat tempat penyimpanan madu dengan bentuk heksagonal. Sebuah bentuk penyimpanan yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk geometris lain. Lebah menggunakan bentuk yang memungkinkan mereka menyimpan madu dalam jumlah maksimal dengan menggunakan material yang paling sedikit.
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s016/a068.pngPara ahli matematika merasa kagum ketika mengetahui perhitungan lebah yang sangat cermat. Aspek lain yang mengagumkan adalah cara komunikasi antar lebah yang sulit untuk dipercaya. Setelah menemukan sumber makanan, lebah pemadu yang bertugas mencari bunga untuk pembuatan madu terbang lurus ke sarangnya. Ia memberitahukan kepada lebah-lebah yang lain arah sudut dan jarak sumber makanan dari sarang dengan sebuah tarian khusus. Setelah memperhatikan dengan seksama isyarat gerak dalam tarian tersebut, akhirnya lebah-lebah yang lainnya mengetahui posisi sumber makanan tersebut dan mampu menemukannya tanpa kesulitan.








Arinya : Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. (QS. An-Nahl, 16:68
Lebah menggunakan cara yang sangat menarik ketika membangun sarang. Mereka memulai membangun sel-sel tempat penyimpanan madu dari sudut-sudut yang berbeda, seterusnya hingga pada akhirnya mereka bertemu di tengah. Setelah pekerjaan usai, tidak nampak adanya ketidakserasian ataupun tambal sulam pada sel-sel tersebut.
Manusia tak mampu membuat perancangan yang sempurna ini tanpa perhitungan geometris yang rumit; akan tetapi lebah melakukannya dengan sangat mudah. Fenomena ini membuktikan bahwa lebah  diberi petunjuk melalui “ilham” dari Allah swt sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 68 di atas.Sejak jutaan tahun yang lalu lebah telah menghasilkan madu sepuluh kali lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Satu-satunya alasan mengapa binatang yang melakukan segala perhitungan secara terinci ini memproduksi madu secara berlebihan adalah agar manusia dapat memperoleh manfaat dari madu yang mengandung obat bagi manusia.

2.      Lebah madu penghasil minuman obat (Menjadi Perhatian Ilmuan)
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s016/a069.pngHal ini teradapt dalam kandungan ayat Al-qur’an surat An-Nahl ayat 69 yaitu :








Artinya : Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16: 69)
Tahukah anda tentang manfaat madu sebagai salah satu sumber makanan yang Allah sediakan untuk manusia melalui serangga yang mungil ini?
Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, potasium, sodium, klorin, sulfur, besi dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari yang dikonsumsi lebah. Di samping itu di dalam madu terdapat pula tembaga, yodium dan seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis hormon.
Sebagaimana firman Allah, madu adalah “obat yang menyembuhkan bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Dalam konferensi tersebut didiskusikan pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari dan propolis (getah lebah) dapat mengobati berbagai penyakit. Seorang dokter asal Rumania mengatakan bahwa ia mencoba menggunakan madu untuk mengobati pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh sama sekali. Para dokter asal Polandia juga mengatakan dalam konferensi tersebut bahwa getah lebah (bee resin) dapat membantu menyembuhkan banyak penyakit seperti bawasir, penyakit kulit, penyakit ginekologis dan berbagai penyakit lainnya.
3.      Madu mengandung Propolis
Sebgaian orang memang tau propolis, namun sebagai yang lain ternyata belum pernah mendengar propolis, madu propolis adalah merupakan penemuan penting dalam sejarah manusia terutama sejak kita perhatikan kepedulian alam dan menajaga ekosistem alam agar tetap hijau, dengan demkian semua tindakan mansuia tidak hanya didasari pada kepentingan tubuh pribadi sepertihalnya kesehatan.
Dr. Arie seorang dokter kesehatan holistic pemilik komunitas nusehelat.com mengungkapkan propolis adalah zat pengekstrak-kan dari resin yang dikumpulkan oleh lebah pekerja khusus yang tugasnya mencari resin dari daun yang baru saha tumbuh pada bagian kulit batang pohon tertentu.
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s016/a069.pngBagi lebah, madu propolis digunakan untuk menambal sarang lebah yang bocor bahkan juga untuk bengkai binatang yang masuk kesarang lebah, dengan kata lain madu propolis dipakai oleh lebah untuk menstrilkan sarang, menghentikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri, virus dan jamur. Sementara bagi manusia edektifitas madu propolis ikut digunakan dalam pengobatan.




 





Kata-kata propolis dalam surat An-Nahl terdapat dalam penggalan kata Al-Wanuhu yaitu bermacam-macam warna. Didalam tafsir jalalain disebutkan bahwa didalam perut lebah mengeluarkan minuman yakni berupa madu yang bermacam-macam warna, dan didalamnnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi mansia.
Hal ini senada dengan pernyataan Imam Nasib ar-rifa’i dalam kitab tafsir Ibunu Katsir bahwa madu itu mempuyai warna yang bermacam-macam ada yang berwarna putih, kuning, merah dan coklat serta warna lainnya yang berwarna cokelat. Sedangkan propolis biasaya ditemukan berwarna cokelat namun dapat ditemukan bercorak warna hijau, merah, hitam dan putih, tergantung pada sumber-sumber damar atau resin yang ditemukan di wilayah tertentu sarang lebah tersebut.
Dari beberapa propolis diatas penulis dapat menarik benang merahnya bahwa ada kesamaan antara bukti ilmiah yang ditemukan oleh ilmuan dengan kebenaranya yang terdapat dalam al-qur’an, hanya saja al-qur’an tidak menyebutkan secara diteal pembahasan tentang makna propolis atau kandungan madu. Subhanallah inilah hal luar biasa, Allah telah memberikan informasi kepada ummatnya lebih dari 14 abad lamanya, hanya baru-baru ini saja ditemukan madu propolis yang terdapat dalam sarang lebah.

B.            Teladan dalam surat An-Nahl ayat 68 – 69
1.      Keistimewaan lebah madu dan manusia
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s016/a068.png




Dalam surat an-nahl ayat 68 terdapat kata-kata auhaa yang artinya wahyu atau ilham, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir disebutkan kata auhaa  adalah bermakna petunjuk, bimbingan atau ilham bagi lebah agar ia membuat sarang tempat berlindung di gunung-gunung, di pepohonan dan di tempat yang dibangun mansia.
Menurut pendapat Harun Yahya karena lebah mendapat ilham dan bimbingan langsung dari Allah maka lebah menjadi hewan yang istimewa dibandingkan dengan hewan yang lainnya yang ada ditas bumi. Sehingga banyak para ilmuan yang terkagum-kagum dengan kehebatan seekor lebah dengan membuat sarang yang sempurna dan mengatur kelompok serta membuah sebuah tim kerja yang baik, dan hal tesebut yang menjadi faktor lebah madu mempuyai keistimewaan dari pada hewan yang lainnya.
Manusia adalah makluk yang sempurna di antara semua makluk ciptaan Allah lantaran manusia di beri akal pikiran, inilah yang membuat manusia ini begitu sempurna. Bangsa jin dan setan diberi akal pikiran namun tidak sesempurna kita, tapi mereka di beri kelebihan di dalam jasad nya, jasad mereka lepas dari ruang dan waktu sedangkan kita manusia memiliki kelebihan akal pikiran yang sempurna bahkan akal pikiran kita mampu menembus ruang dan waktu, namun jasad manusia tidak mampu untuk menembus ruang dan waktu. Tumbuhan dan hewan, mereka tidak diberi akal pikiran dan jasad yang mampu menembus ruang dan waktu. Sesudai dengan pernyataan Allah dalam surat Al-‘Ankabut ayat 43.


http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s029/a043.png


Arinya : Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
Manusia potensi untuk berbuat baik dan jelek karena dalam diri mansia terdapat empat komponen yang tak dapat dipisahkan yaitu nafsu, hati, ruh dan akal. Keempat komponen ini menjadi pemicu manusia itu potensi menjadi baik dan buruk. Akan tetapi Allah memberikan manusia sebuah potensi yang tidak dimiliki oleh mahluk yang lainnya yaitu akal fikiran, akan tetapi akal fikiran.
Dari beberapa keterangan diatas ada persamaan pada manusia dan lebah, seekor lebah diberi kemampuan menjadi hewan penghasil minuman obat dalam hal lain menghasilkan sebuah kebaikan bagi mahluk yang lainnya. Sedangkan manusia juga diberikan keistimewaan oleh Allah dengan memberikan akal fikiran sehingga manusia diberikan alternatif jalan fikir untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Kalau seekor lebah bisa berbuat sesuatu kebaikan kepada yang lain apalagi manusia yang dijadikan mahluk  denagan bentuk yang paling sempurna. Sesuai dengan firman Allah dalam surat At-tin ayat 04 :
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s095/a004.png

Artinya : sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya

2.      Teladan dalam surat An-Nahl ayat 68-69
Kehidupan seekor lebah sama persis dengan kehidupan mansia, sekekor lebah hidup secera berkelompok dan saling kerjasama untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam kandungan surat An-Nahl 68-69 mengajarkan pada manusia untuk meniru kehidupan lebah, diantara sifat-sifat lebah yang patut ditiru adalah :
a.         Lebah adalah hewan yang pekerja keras, dia tidak mengenal lelah dan letih sebelum semuanya selesai.
b.         Lebah adalah hewan yang mampu menjadi hidup berkelompok secara damai, padahal kalau kita lihat dalam sarang lebah terdapat ribuan lebah didalamnya, akan tetapi dalam sebuah penetian tidak pernah membuktikan tentang adanya pertengkaran dan pertikaian dianara sesamanya.
c.         Lebah juga mampu tunduk dan patuh pada pemimpinnya.
d.        Lebah adalah seorang pekerja yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaannya, serta tidak mengganggu terhadap ketertiban kelompok.
e.         Lebah dapat bekerja dan membuat tim kerja yang baik sehingga tidak heran dalam satu hari lebah dapat mengumpulkan madu murni sebanyak 450 gram perharinya, dan masih banyak yang lainnya.



BAB V
PENUTUP

A.       Kesimpulan
1.   Pembuktian ilmiah telah dilakukan oleh beberapa ilmuan tentang kebenaran dalam al-qur’an surat an-nahl ayat 68-69. Lebah adalah hewan yang istimewa dan dapat dijadikan karena lebah dapat membuat sarang dengan menggunakan teknologi canggih, kemudian lebah mampu menghasilkan madu sebagi obat dan dapat menghasilkan madu propolis sedangkan propolis dalam al-qur’an disebut dengan kata alwanuha.
2.   Adapun hal yang terpenting dalam pengkajian tentang lebah adalah yang terpenting dalam kajian surat an-nahl ayat 68-69 yaitu, makna dibalik sikap dan tingkah laku lebhan yang dapat diambil teladan bagi manusia daintaraya, lebah adalah hewan pekerja kera, hidup berkelompok, tidak pernah melanggar ktertiban kelompok dan penuh tanggung jawab dalam melaskanakan tugasnya serta.

B.        Saran-Saran
1.   Bagi Peneliti
Peneliti diharapkan dapat mengembangkan kembali tentang kandungan surat an-nahl yang dikomporasikan dengan kandungan surat yang lainnya dalam al-qur’an.
2.   Bagi Masyarakat
Masyarakat agar dapat memtik pelajaran dari teladan yang diberikan lebah pada kehidupan manusia, yang berkelompok dan tidak pernah melakukan pertikaian.
3.   Bagi Intansi
Sekolah diharapkan dapat memberitahukan bahwa lebah adalah hewan yang diberikan keistimewaan oleh Allah, sehingga lebah dapat bermanfaat bagi mahluk yang lainnya. Lebah juga termasuk salah satu hewan yang patut ditiru tingkah lakukaya, dengan beberapa sifat yang baik yang ada padanya.



DAFTAR PUSTAKA

Allam, Ahmad Kholid dkk. 2005. Al-Qur’an dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan. Jakarta : Gema Insani

Ar-rifa’I, Mohamamd Nasib. 1999.  Tafsit Ibnu Katsir. Jakarta : Gema Insani

Al-mahalli, Jaluddin. 2003. Tafsir Jallain. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Depag RI. 1992. Al-Qur’an Terjemah. Semarang : CV As-Syifa

Husein, Fahruddin Umar. 2002. Tafsir Al-Kabir Mafatihul Ghoib. Mesir  : Maktabah
Taufiqiah

Mahali, A. Mujab. 2002. Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Al-Qur”An. Jakarta : PT Grasindo Persada

Shihab, Qurais. 1992. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung : Mizan Press

Shihab, Qurais. 1996. Wawasan Al-Qur’an. Bandung : Mizan Press

Yusuf. Ahmad Muhammad. 2009. Ensklopedi Tematis Ayat Al-Qur’an dan Hadits, Panduang Praktis Menemukan Ayat Al-Qur’an dan Hadits. Widya Cahaya.

Yahya , Harun.  2003. Al-Qur’an dan Sain. Jakarta : Global Cipta Publishing.

Yahya , Harun.  2003. Beberapa Rahasia Al-Qur’an. Jakarta : Global Cipta Publishing.

Yahya , Harun.  2003. Dunia Binatang. Jakarta : Global Cipta Publishing.

Yahya , Harun.  2003. Lebah Madu. Pembuat Sarang yang Sempurna. alih bahasa, Sunarsih; editor, Habib Rijzaani. Jakasrta : Global Cipta Publishing.







 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar